Tokoh Yang
Sukses Karena Bekerja
Ø Dahlan Iskan
Dahlan Iskan beliau dikenal masyarakat karena
keberhasilannya dalam memimpin surat kabar Jawa Pos, yang awalnya hanya koran
daerah yang hampir gulung tikar menjadi koran Nasional dengan penjualan yang
sangat fantastis. Dahlan Iskan dilahirkan di Magetan Jawa Timur, tepatnya di
Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatann Bando 17 Agustus 1951. Dahlan Iskan
adalah anak dari pasangan Muhammad Iskan dan Lisnah.
Dahlan adalah anak ketiga dari empat bersaudara . kakak
pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati
sedangkan adik bungsunya bernama Zainudin.
Orang
tuanya bukanlah orang kaya, bahkan sangat miskin sekali ia dan
saudara-saudaranya terbiasa dalam hidup kesederhanaan. Kehidupan ia waktu kecil
membuatnya menjadi pribadi yang tangguh serta menurutnya kemiskinan harus
dihadapi dengan bekerja dan berusaha.
Riwayat pendidikan Dahlan Iskan, beliau bersekolah di
Madrasah yang juga disebut Sekolah Rakyat setelah tamat ia melanjutkan
sekolahnya ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke Sekolah Aliyah
setelah tamat ia melanjutkan ke IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus
namun ia keluar karena terlalu asyik menulis majalah dan koran mahasiswa
ketimbang mengikuti kuliah. Kemudian ia hijrah ke Samarinda untuk menjadi
reporter di surat kabar lokal. Pada tahin 1976 ia pindak ke Surabaya bekerja
sebagai wartawan di majalah Tempo. Walau sudah bekerja ia juga
diam-diam menulis untuk koran lain seperti Surabaya Post dan Ekonomi Indonesia.
Tahun 1982 ia di promosikan menjadi pemimpin koran Jawa Pos,
Jawa Pos hampir bangkrut karena kalah saing namun ia tak berputus asa ia
mencari cara untuk menyelamatkannya, dengan caranya akhirnya omset Jawa Poat
naik 20 kali lipat yaitu 10,3 miliar namun ia mengundurkan diri dan memberi
kesempatan kepada yang lebih muda lalu ia mendirikan stasiun TV lokal Surabaya
(JTV & SBO), Batam (Batam TV), Pekan Baru (Riau TV), FMTV di Makassar,
Palebang (PTV), dan parahyangan TV di Bandung dan yang lainnya yang mencapai 34
stasiun TV lokal. Selain itu ia juga memiliki perusahaan listrik ia juga
menjadi direktur pembangkit listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim dan PT Prima
Electrik Power di Surabaya dan hal ini yang menjadi salah satu alasan ia di
tunjuk menjadi Direktur Utama PLN. Puncak kariernya Pada tanggal 19
Oktober 2011 Presiden SBY menunjuknya menjadi Menteri BUMN.
Ø
Bacharuddin
Jusuf Habibie
Prof.Dr.-Ing.H.Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni1936;
umur 78 tahun) adalah Presiden
Republik Indonesia yang
ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari
jabatan presiden pada tanggal 21 Mei1998.
Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih
sebagai presiden pada 20 Oktober1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan
7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie
merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan
terpendek. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas di
Gorontalo, menggantikan nama Universitas
Negeri Gorontalo.
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara,
pasangan Alwi
Abdul Jalil Habibie dan R.A.
Tuti Marini Puspowardojo.
Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. R.A. Tuti Marini Puspowardojo
adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama
Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri
Ainun Besari pada
tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie
dan Thareq Kemal Habibie.
Ia
pernah berilmu di SMAK Dago. Ia belajar teknik mesin di Universitas
Indonesia Bandung (Sekarang Institut
Teknologi Bandung)
tahun 1954. Pada1955-1965 ia
melanjutkan studi teknik
penerbangan,
spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan
gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan
predikatsumma
cum laude.
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang
berpusat di Hamburg, Jerman,
sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang
teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan
presiden Soeharto.
Ia
kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret
1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J.
Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet
Pembangunan VII di
bawah Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri.
Ø Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H.
Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. (lahir di Kota Bima, Nusa
Tenggara Barat, 21 Juni1962;
umur 52 tahun) adalah Ketua Mahkamah
Konstitusi Indonesia periode
2013-2015, menggantikan Akil Mochtar yang di berhentikan karena
terlibat kasus suap sengketa pilkada Kabupaten Lebak, Banten.
Ia juga pernah menjabat sebagai salah satu pengurus di Partai
Bulan Bintang.
Hamdan Zoelva lahir dari pasangan TG. KH. Muhammad Hasan,
BA, yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukhlisin di Bima, dan Hj. Siti
Zaenab. Hamdan menghabiskan masa kecil di Desa Parado, sekitar 50 kilometer
dari Kota Bima. Ia dibesarkan dalam tradisi keluarga santri dan disekolahkan di
Madrasah Ibtidaiyah. Menginjak kelas 4, ia dipindahkan ke Sekolah
Dasar NegeriNo.
4 Salama Nae Bima pada 1974, sambil menjalani pendidikan agama di Madrasah
Diniyah. Setelah lulus SD, ia melanjutkannya ke Madrasah Tsanawiyah Negeri
Padolo Bima pada 1977, dan menamatkan pendidikan tingkat atasnya di Madrasah
Aliyah Negeri Saleko Bima pada tahun 1981.
Gelar Sarjana Hukumnya ia dapatkan dari Universitas
Hasanuddin, Makassar, di mana ia mengambil jurusan Hukum
Internasional. Saat menjalani kuliah di Universitas Hassanuddin, ayahnya meminta
Hamdan untuk mengambil pendidikan tinggi di bindang agama untuk melanjutkan
tradisi keluarganya yang berlatar belakang pesantren. Karena itu, Hamdan
memutuskan untuk mendaftar ke Fakultas Syari'ah IAIN Alaudin, Makassar
(1981-1984). Semasa mahasiswa, Hamdan aktif di berbagai organisasi
kemahasiswaan, salah satunya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di
organisasi tersebut, ia menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi HMI Indonesia
Timur. Karena kegiatannya mengurus organisasi, ia memilih untuk melepas
pendidikannya di IAIN Alaudin meski sudah berkuliah selama tiga tahun dan
hampir mendapatkan gelar Sarjana Muda.
Ia juga sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan, Jakarta (1998-2001), yang juga tidak diselesaikan.
Pada tahun 2004, ia berhasil mendapatkan gelar Magister Hukum dari Universitas
Padjajaran,Bandung, dan meraih gelar doktor S3 di
bidang Ilmu Hukum Tata Negara dari universitas yang sama pada tahun 2010,
dengan disertasi berjudul "Pemakzulan Presiden di Indonesia."Hamdan
memulai kariernya ketika dengan menjadi asisten dosen di Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin serta Fakultas Syariah IAIN Makassar (1986-1987). Ia sempat melamar
menjadi dosen, namun ditolak. Atas saran dosen pembimbingnya, ia merantau ke
Jakarta dan bekerja selama tiga tahun sebagai Asisten Pengacara & Konsultan
Hukum pada Law Office OC.
Kaligis & Associates Jakarta, yang secara khusus
menangani bidang Non Litigasi, pembuatan kontrak & perjanjian - perjanjian
dagang, investasi PMA, perburuhan, negosiasi dan lain-lain sebelum akhirnya
mendirikan kantor hukum sendiri, SPJH&J Law Firm. Pada tahun 1989,
diangkat dan dilantik sebagai pengacara dalam lingkungan Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta. Di tahun 1997, Hamdan memutuskan untuk memisahkan diri dan membangun
kantor advokat Hamdan, Sujana, Januardi, dan Partner (HSJ&P) hingga
dibubarkan tahun 2004.
3. Tokoh
Yang Sukses Karena Berwirausaha
Ø Bob Sadino
Bob Sadino lahir di Lampung, tanggal 9 Maret 1933,
wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Beliau akrab dipanggil dengan sebutan 'om
Bob'. Ia adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang
pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick.
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika
itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara
kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan
sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah
di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di
Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di
Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia
membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual
untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain
tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob
memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk
bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk
melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah
muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya.
Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga
bisa.
Sebagai
peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor.
Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan,
terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Perubahan drastis
pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu,
lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market
(pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke
agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk
konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan
para petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu
diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang
dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor
satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu
baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang
telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat
rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,”
kata Bob.
Keberhasilannya tidak terlepas dari ketidaktahuannya
sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan
menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya
dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba
canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan
mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan
kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan
sebaik-baiknya.
Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua
anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama,
semuanya punya fungsi dan kekuatan.
Ø Elang Gumilang
Elang Gumilang merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, ia tidak
pernah mengubur bakat bisnis dan keuletan yang di turunkan oleh ayahnya
H.Misbah yang punya usaha kontraktor kecil-kecilan. Saat belajar di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bogor ia sudah belajar berbisnis yaitu dengan berjualan
donat.
Kegiatan ini baru berhenti karena orang tuanya melarang.
Tapi ia dengan bakat dan kecerdasannya terus mencari uang kali ini dengan
mengikuti aneka lomba. Ia pernah muncul sebagai juara ke-3 Marketing Games
Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Universitas Trisakti. Ia juga juara
pertama kompetisi Ekonomi SMA Se-Jabodetabek 2003 di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia dan juara pertama Economic Contest di Institut Pertanian
Bogor sehingaa uang Rp. 10 juta terkumpul.
Ia mendapat “tiket gratis” masuk Fakultas Ekonomi &
Manajemen IPB. Di IPB keinginan bisnisnya terus berkembangdan Pada tahun
pertama, ia berjualan sepatu berbekal katalog, ia menawarkan sepatu dari satu
asrama ke asrama mahasiswa di Kampus itu selain itu Ia juga pernah menjual
lampu, kemudian minyak goreng.
Memasuki tahun ke-3 ia dan 12 kawannya membuka kursus Bahasa
Inggris English Avenue, di kampusnya dengan modal Rp. 21 juta dan ia
menjadi direkturnya. Untuk mengisi waktu luang, ia menjadi tenaga pemasaran
salah satu perusahaan property di Bogor. Tak ada Gaji, hanya mendapat komisi
jika berhasil menjual rumah. Berbekal pengalaman menjadi salesman pengembang Ia
nekat berbisnis sendiri. Pada tahun 2005, pengemar traveling itu mencoba
ikut tender rehabilitasi sekolah dasar di Jakarta. Nasib baik, proyek senilai
Rp. 160 juta digenggamnya. Ia makin percaya diri mengeluti dunia properti.
Kemudian pada tahun 2006 dia mengubah akta perusahaan yang hampir tutup menjadi
Elang Group.
Tanah kosong milik sebuah instansi di cinangneng Kabupaten
Bogor, di liriknya. Tapi ketika itu ia tidak memiliki modal, Bank juga enggan
mendanainya. Ia tidak menyerah dan mengajak kawannya untuk patungan hingga
mendapat uang Rp 340 Juta.
Lalu ia membujuk Bank Tabungan Negara (BTN) bekerjasama
menyediakan kredit kepemilikan rumah sederhana bersubsidi (KPRS) bagi
masyarakat berpenghasilan dibawah Rp 2,5 Juta. Akhirnya BTN pun setuju. Pada
2007 Elang Group menjual rumah. Harganya mulai Rp 25 Juta (Tipe 21/60 berbunga
4,5% per tahun dan maksimal Rp 45 Juta (Tipe 36/72 ) Berbunga 7,5% per tahun.
Cicilannya Rp 25-90 ribu per bulan.
Proyek perdana Elang Group di perumahan Griya Salak Endah
itu berhasil. Sebanyak 450 unit rumah terjual. Pembelinya buruh, pedangan,
tukang tambal ban, dan guru. Saya tergerak menyediakan rumah murah karena
banyak orang kecil kesulitan membeli rumah.
Penghargaan
yang diraih:
· Wirausaha Muda Mandiri
terbaik Indonesia 2007
· Lelaki Sejati Pengobar
Inspirasi 2008
· Man of the Year 2008
dari Radar Bogor
· Pemuda Pilihan 2008
dari TV One
· Indonesia Top Young
Entrepreuner 2008 dari Warta Ekonomi.
Ø Ronny Lukito
Ronny Lukito pendiri Eiger yang lahir pada tanggal 15
Januari 1962 di Bandung, eiger sendiri diambil dari nama gunung di Swiss dan di
tunjukan untuk kegiatan outdoor seperti mendaki, kemah dan lain-lain. Ronny
adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara. Ia satu-satunya anak laki-laki dan yang
lainnya perempuan, dari pasangan Lukman Lukito dan Kurniasih. Ronny berasal
dari keluarga yang memprihatinkan, ia adalah sosok pemuda yang rajin dan tekun
dan hanya lulusan STM (Sekolah teknologi menengah).
Semenjak bersekolah di STM ia berjualan susu yang dibungkus
dengan plastik kecil diikat dengan karet dan kemudian ia jula kerumah-rumah
tetangga dengan sepeda motor miliknya. Masa remajanya di Bandung dilewati
dengan penuh kesederhanaan dan kerja keras yang jauh dari kehidupan mewah.
Hidup ditengah keluarga yang pas-pasan tidak membuatnya menyerah pada keadaan.
Orang tuanya memiliki toko kecil khusus menjual tas, membatnya terbiasa melihat
secara langsung proses produksi sebuah tas. Bahkan ia dan saudaranya sering
terjun langsung membantu orang tuanya dalam menjalankan bisnis tersebut. Dari
mulai packing tas, merapihkan tas, menjadi kasir ketika ada pembeli yang
membayar.
Pengalaman itulah yang menjadi langkah awal untuk membukan
peluang bisnis tas mengikuti jejak kedua orangtuanya. Saat masih remaja ia pun
tak pernah berpikir unruk menjadi pengusaha. Namus setamat STM ia harus
berfikir secara realistis dalam melihat perekonomian keluarga.
Sejak tahun 1976, ketika ia duduk di bangku STM, toko
ayahnya mulai menjual tas hasil karyanya sendiri. Saat itu merek tas produknya
bernama butterfly nama ini di ambil dari merek mesin jahit buatan China yang
mereka pakai. Ia sendiri membantu membeli bahan di toko, mengantarkan barang ke
pelanggan dan sebelum ia berangkat sekolah ia berjualan susu terlebih dahulu.
Setelah pulang sekolah ia bekerja di bengkel motor sebagai montir. Jiwa
enterpreneur yang dimilikinya sejak duduk di bangku sekolah membuatnya mudah
menyerap ilmu dari ayahnya.
Tak lama setelah bekerja di toko milik ayahnya ia pun
memulai peluang bisinis pembuatan tas sendiri. Ia memulai pengembangan bisnis
tersebut, dia ulai memasukan tasnya ke matahari meski hanya mendapat order
sedikit ia terus mengembangkan usahanya, dengan modal kurang dari 1 juta ia membeli
2 mesih jahit, peralatan jahit dan sedikit bahan baku pembuatan tas di bantu
dengan satu pegawai ia memproduksi tas. Ia pun berkeinginan memasukan produk ke
matahari namun di tolak oleh bagian pembelian dan setelah mengajukan yang ke 13
akhirnya permohonannya di terima itu pun harga tasnya tidak sampai Rp. 300.000.
Akhirnya ia pun terjun sendiri ke daerah-daerah untuk
mencari mitra pengecer baruguna membuka pasar baru. Ia rajin keliling dan
membuang kemalasan, ia berangkat ke kota untuk mempromosikan dan membangun
jaringan pemasaran. Ia belajar secara privat mengenai pengetahuan manajemen dan
mengambil kursus manajemen keuangan serta menghadiri seminar atau kursus yang
menurutnya bagus dan membaca buku-buku yang relevan untuk
pengembangan diri. Dengan perjuangan ggigih dan tak mengenal lelah dia
mengetahui peluang pasar mulai dari Matahari, Ramayana, Gunung Agung, Gramedia,
dan Dept. Store besar lainnya menjual produknya seperti eiger, export atau body
pack. Kalangan bsinis tas pasti tahu bahwa kini B&B Inc. Miliknya merupakan
salah satu perusahaan nasional terbesar. Ketekunan dan kerja kerasnya dalam
menjalankan usaha, mengantarkan lelki lulusan STM ini menjadi pengusaha sukses
yang luar biasa.
Perbandingan
Karakter Seorang Yang Sukses Karena Bekerja dan Berwirausaha
Mungkin karakter kedua tipikal orang
tersebut hampir sama hanya saja pasti ada kelemahan/keunggulan yang tidak
dimiliki oleh kedua tipikal orang tersebut. Berikut macam-macam karakter yang
dimiliki oleh kedua tipikal orang yang sukses karena bekerja dan berwirausaha,
yaitu:
1.
Percaya
Diri
2.
Berorientasi
Pada Tugas dan Hasil
3.
Berani
Menanggung Risiko
4.
Kepemimpinan
5.
Berorientasi
ke Masa Depan
6.
Kreativitas
7.
Merubah
pola pikir
8.
Merubah
Karakter
Tetapi kalau menurut pendapat saya
pemikiran orang yang berwirausaha itu lebih unggul dari pada orang yang
bekerja, karena pemikiran orang yang berwirausaha bisa terus berkembang demi
bertahannya usaha yang dimilikinya. Dan orang yang sukses dalam berwirausaha
mungkin memiliki hampir seluruh karakter yang sudah saya sebutkan di atas,
sedangkan orang yang sukses karena bekerja mungkin dia lemah pada karakter poin
b,c,f,g,dan h.
Kalau ditanya karakter mana yang
ingin anda miliki dari tipikal kedua orang di atas?
Tentu
saya akan memilih karakter poin f yaitu kreativitas, karena menurut saya dengan
memiliki karakter yang kreatif sangat menguntungkan apalagi di zaman sekarang
ini yang persaingan dalam dunia kerja sangtlah ketat karekter tersebut akan
sangat membantu kita jika sulit mendapatkan pekerjaan. Dengan mempunyai
karekter ini kita akan mudah untuk memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk
dijadikan sesuatu yang menguntungkan bagi kita bahkan juga orang lain jika
hasil pemikiran yang kreatif tersebut dikembangkan dan akhirnya tercipta
lapangan kerja baru.
·
Karakter
wirausaha yang ingin saya miliki
Karakter
wirausaha yang ingin saya miliki yaitu salah satunya berani menanggung resiko
dan tidak takut gagal. Mengapa saya memilih ini?. Karena kebanyakan
pengusaha/wirausaha sangat takut jika ingin mau terjun di bidang ini akan
mengalami yang namanya kegagalan. Padahal dibalik kegagalan itu pasti ada hal
yang baik untuk diambil hikmahnya. Dengan kita pernah gagal dalam berwirausaha
maka kita harus bisa lebih dalam menggali kreativitas kita. Dan jika kita baru
membuka suatu usaha maka kita juga harus berani mengambil sebuah resiko seperti
kegagalan, kerugian dan lain sebagainya. Jika kita sudah pernah gagal maka kita
akan bisa melakukan riset dan dengan riset tersebut maka produk kita akan
semakin baik.
Sumber:
https://anangunesa.wordpress.com/3-orang-sukses-karena-bekerja-dan-3-orang-sukses-karena-berwirausaha/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar